Tuesday, June 21, 2016

Unknown

Hilanglah Separuh Nyawaku

Sore itu, bersamaan dengan kumandang Adzan salat Ashar, Aku terbangun dari siumanku. Cahaya lemah di ruangan itu sudah cukup untuk menyilaukan kedua mataku yang baru tersadar dari operasi kuret yang barusan ku jalani. Operasi kuret? Tak terasa air mataku mengalir hangat menuruni pelipis dan jatuh ke bantal putih, tempatku masih terbaring sendiri. Dingin dari AC ruang operasi seolah mulai terasa perlahan merayap naik dari kaki, lalu kepaha, ke perut dan akhirnya mulai datanglah nyeri. Nyeri yang hanya bisa dirasakan kala para perempuan yang harus rela rahimnya dikorek, dibersihkan dengan besi peralatan operasi.
Namun rasa nyeri itu tak sebanding dengan sakit yang teramat sangat, karena janin penghuni rahimku yang selama enam bulan ini dijaga, disayang-sayang, akhirnya mati dan ke luar hanya menjadi sesosok mungil bayi merah yang tak bernyawa lagi. Sakit yang tak bakal terobati, karena bayi yang selama 7 bulan ini berdegup bersama irama jantungku, harus meninggal dan dikeluarkan dengan cara operasi. Dan hanya butuh 1 jam 25 menit di meja operasi, untuk menghentikan proses perjuanganku selama 7 bulan membesarkan janin di rahimku yang kini tinggal jasad dingin tak bernyawa dibalut kain putih untuk dimakamkan.
Aku masih sendiri, terbaring lemah di meja operasi, menunggu untuk dibersihkan dan dipindahkan ke ruang perawatan. Pandangan mataku menyeberang ruang, ku lihat ibu dan ayahku yang menunggu dari balik kaca tembus pandang jendela observasi. Dalam gurat-gurat ketuaannya, mereka berlinang air mata memandangku. Jangan tanyakan di mana suamiku, calon bapak bayiku yang tak jadi. Laki-laki yang menyemai benih di rahimku, yang akhirnya mati sebelum dilahirkan ke muka bumi. Jangan tanyakan karena itu akan lebih membuat nyeri atas dukaku karena kehilangan bayi. Namun jika memang kisah sedihku bisa menjadi pelajaran bagi yang lain, izinkan aku bercerita dengan caraku.
Aku menikahi laki-laki yang menjadi suamiku di usia yang masih sangat muda. Tamat SMA aku langsung dilamar untuk dinikahkan dengan bekas kakak kelasku, yang juga tetangga desaku. Dia anak seorang saudagar kaya, pengusaha penggilingan padi, kopra, dan distributor pupuk ternama dan terbesar di desaku. Aku tak bisa menolak, karena orangtuanya pun juga meminta kepada ayah dan ibuku. Aku tahu, sebenarnya ayah dan ibuku berat hati untuk melepaskanku menikah dengan dia. Mereka terpaksa melakukannya, karena segan dan merasa banyak berhutang budi kepada calon besannya, yang sering membantu memberi pinjaman uang atau beras untuk kebutuhan kami sekeluarga, dan pupuk untuk sawah kami yang luasnya tak seberapa.
Singkat cerita, hanya beberapa bulan setelah pesta pernikahan kami, ku pergoki suamiku bersama perempuan lain yang digandeng tangan olehnya ke luar dari sebuah hotel dan rumah makan di Makassar. Entah mengapa sore hari itu aku ingin melihat keramaian Kota Makassar yang jaraknya lumayan jauh dari desaku. Seolah dituntun aku menuju salah satu Mall yang kebetulan tak jauh dari hotel dan rumah makan di mana suamiku dan perempuan itu menghabiskan akhir pekan bersama. Ya, karena suamiku pamit ke luar kota untuk urusan bisnis sejak hari jumat malam sebelumnya.
Tak perlu ku ceritakan apa yang terjadi, singkatnya aku putuskan menggugat cerai dan dan pulang kembali ke rumah orangtuaku. Persidangan cerai yang melelahkan, karena mertuaku walau malu dengan apa yang terjadi, tak mau melepaskanku. Namun karena keteguhan niatku, akhirnya hakim memutuskan kami bercerai, karena suamiku pun juga mengaku telah berselingkuh dan mengkhianatiku. Ternyata perempuan itu adalah bekas pacar SMP-nya yang baru pulang dari Jakarta. Dan tak lama setelah pengakuannya, ku dengar dia mengikuti pacarnya untuk tinggal di Jakarta.
Kegoncangan batin yang ku alami, ditambah proses persidangan cerai yang memakan waktu dan menyita pikiran, membuatku abai atas pertanda dan gejala perubahan pada badanku. Ternyata aku baru sadar dan mengetahui bahwa aku sudah mulai hamil tepat saat memergoki perselingkuhan suamiku. Ternyata aku sedang hamil saat menjalani persidangan gugat cerai dan selama menjalani keseluruhan prosesnya. Dan aku baru tahu, sehari setelah gugatan ceraiku dikabulkan oleh pihak pengadilan, saat aku periksa ke dokter karena demam dan keluhan pada perutku.
Hari itu, duniaku serasa terguncang lebih keras lagi dari sebelumnya, demi mengetahui kenyataan ini. Namun ku kumpulkan sisa-sisa semangat hidupku untuk menerima kenyataan bahwa aku mengandung benih orang yang pergi mengkhianatiku, lalu mempersiapkan diri menerima kehadiran bayiku. Hari itu adalah 4 bulan yang lalu. Awal dari perjuanganku untuk bangkit dari prahara yang menimpaku sekaligus awal perjuanganku sebagai perempuan yang mengandung bayi yang ditinggalkan bapaknya yang memilih pergi bersama cinta lamanya.
Ku lihat kanan kiriku berbaring di meja operasi. Dalam pikiranku sekelebat terlintas pikiran untuk bunuh diri saja menyusul bayiku yang meninggal prematur di rahim rapuhku. Ada bermacam pisau operasi yang bisa ku pakai memotong nadiku. Ada berbagai macam obat-obatan yang bisa meracuni dan membunuhku seketika. Saat pikiranku untuk bunuh diri menguat, pandangan mataku kembali bertemu dengan pandangan ayah ibuku dari jendela kaca ruang observasi di samping ruang operasi.
Pandangan mata yang penuh dengan kesedihan sekaligus kelegaan sepasang orangtua yang menyaksikan aku anaknya selamat dari pendarahan yang hebat yang mengantarkanku ke meja operasi sekaligus melepaskan bayiku kembali kepada penciptanya. Pandangan mata berharap seolah memohon maaf berikut permohonan padaku untuk kembali kepada mereka. Kembali hidup dan kembali menjadi anak tunggal mereka, satu-satunya harta berharga yang mereka miliki di dunia.
Sambil memandangi mereka, ku bisikkan sebuah permohonan kepada Tuhan di dalam hati. “Baiklah Tuhan, aku terima hidupku yang kau berikan kembali pada hari ini. Aku ikhlaskan juga sebagian nyawaku yang kau ambil dariku hari ini. Tapi tolong sampaikan kepada anakku, bahwa aku sangat mencintainya seperti orangtuaku mencintaiku. Dan aku akan membalas cinta mereka, agar aku bisa bertemu dengan anakku yang menungguku dengan bangga di rumah terindahMu nantinya.”
Hilanglah Separuh Nyawaku


Sumber: Cerpenku
Read More

Monday, June 20, 2016

Unknown

Kisah Antara Pak Bodoh, Pak Culas dan Pak Cerdik

Pagi hari seperti biasa Pak Bodoh pergi belanja ke pasar. Keadaan pasar pagi itu sudah ramai, banyak orang belanja keperluan hariannya. Saat Pak Bodoh berkeliling mencari sayur, ia bertemu Pak Culas yang sedang menjajahkan dagangannya. Pak Bodoh tertarik dengan berbagai barang mungil yang dijual oleh Pak Culas, ada yang berbentuk sepatu, mangkok, bahkan hewan seperti kuda. Pak Culas mengenali Pak Bodoh, dan tiba – tiba dia mendapat akal untuk menipu Pak Bodoh

“ Mari Pak Bodoh dilihat – lihat dahulu barang – barang saya, mungkin ada yang menarik buat kamu. “ Sambut Pak Culas , Pak Bodoh melihat – lihat barang dagangan Pak Culas, ia tertarik dengan bentuknya yang kecil, sembari Pak Bodoh melihat – lihat, Pak Culas mengeluarkan sesuatu dari kantong, sebuah jam pasir ukuran tidak lebih besar dari telapak tangan Pak Culas, sangat menarik
“ Bagaimana dengan ini Pak Bodoh?” Kata Pak Culas sambil memperlihatkan jam pasir itu, Pak Bodoh tampak sangat tertarik dengan jam pasir itu, butiran pasirnya tampak berkilau turun.
“ Ini apa namanya Pak Culas?”
“ Ini Jam Pasir, indah bukan? Ini dapat menunjukanwaktu tepat 5 menit sampa pasirnya habis terjatuh. “
Pak Bodoh berpikir,
“ Wah tapi bagaimana kalau pasirnya jatuh semua? Kan sudah tidak dapat digunakan lagi kalau begitu? “ Tanya Pak Bodoh tidak mengerti, Pak Culas tersenyum, semua berjalan seperti yang dia rencanakan
“ Oh tenang. “ Kemudian Pak Culas menunjuk sebuah karung dibawah
“ Kalau habis kamu tinggal mengisinya dengan pasir ini. “ Katanya sambil menunjuk karung itu, Pak Bodoh hanya manggut – manggut,“ Ayo belilah satu paket saya kasih murah, hanya 10 ribu , murah bukan? “

Pak Bodoh memang mempunyai uang sebanyak itu, tapi uang itu untuk membeli persediaan makan hari ini. Pak Bodoh ingin menolak , tapi“ Ayo kapan lagi kamu bisa mempunyai jam pasir ini? Ini barang langka loh, dan harganya juga murah oklah aku kurangin lagi seribu jadi khusus untukmu aku kasih harga 9 ribu, padahal biasa aku jual paling murah 12 ribu. Bagaimana? Murah bukan ayooo, hanya hari ini kamu bisa mendapat harga segitu, karena aku sedang butuh uang. “ Rayu Pak Culas

Mendengar rayuan Pak Culas, maka Pak Bodoh jadi tergiur, dan ia segera membeli jam pasir itu beserta satu karung pasir, “Terima Kasih, lain kali beli lagi ya. “ Kata Pak Culas , dalam hatinya ia tersenyum, betapa Bodohnya Pak Bodoh mau saja ditipu seperti itu. Pak Bodoh pulang dengan bahagia, ia merasa telah mendapatkan barang bagus. Sepulang dari pasar, Pak Bodoh tidak sempat makan, karena uang yang seharusnya dia gunakan untuk membeli sarapan sudah habis untuk membeli jam pasir
“ Ah sekali – kali tidak sarapan tidak apa – apalah. “

Pak Bodoh bekerja sebagai asisten Pak Cerdik, yang bertugas membantu Pak Cerdik dalam pekerjaan kasar. Biasanya Pak Bodoh bekerja sangat rajin, dan semangat, tapi hari ini Pak Cerdik melihat Pak Bodoh terlihat capek , dan tidak bertenaga,

“ Ada apa denganmu Pak Bodoh? Tidak biasanya kamu capek, dan tidak semangat dalam bekerja”
“ Begini Pak saya lapar berat karena belum sarapan tadi pagi. “
“ LHo kenapa ga sarapan? “
“ Tadinya saya kepengen beli sayur untuk sarapan, tapi saat disana saya melihat barang bagus sebuah jam pasir. “ Kata Pak bodoh kemudian mengeluarkan jam pasir itu dari kantongnya, dan menunjukan pada Pak Cerdik
“ Ya ya, jam itu bagus, memang berapa harga jam ini? Kan paling hanya 4 ribu ato 5 ribu saja? Bukannya saya memberi kamu 10 ribu untuk membeli keperluan pagi, dan malam? Kan masih sisa. “ Tanya Pak Cerdik
“ Ya mungkin kalau jam pasirnya saja segitu Pak, tapi kan saya beli sama satu karing pasir cadangannya, jadi harganya 9 ribu , itu sudah didiskon loh Pak, biasanya harganya 12 ribu. “ Kata Pak Bodoh bangga

Pak Cerdik hanyak garuk- garuk kepala,
“ Loh kenapa harus beli sama 1 karung pasir ? “Tanya Pak Cerdik heran
“ Ya untuk pasir cadangan Pak, kalau pasirnya habis kan tinggal diisi dengan pasir itu. “
“ Aduh Pak Bodoh , kamu telah ditipu sama Pak Culas, jam pasir itu cara kerjanya kalau bagian atas pasir habis, ya tinggal dibalik saja, dan begitu seterusnya. Jadi tidak perlu pasir cadangan, kamu telah ditipu untuk membeli benda yang tidak perlu. “ Terang Pak Cerdik
“ Alamak, jatah makan pagiku hilang untuk barang tidak berguna. “ Kata Pak bodoh lemas

Pak Cerdik berpikir sejenak, memang Pak Culas sudah terkenal suka menipu, dan mengerjai orang, mungkin kali ini perlu diberi pelajaran agar dia jera, tapi bagaimana? Pak Cerdik berpikir, dan melihat sekitarnya, sekumpulan sapi ternaknya sedang asik makan rumput, tiba – tiba terlintas sebuah ide untuk membalas perbuatan Pak Culas.

“ Kamu mau uangmu kembali? “
Pak Bodoh mengangguk, dan kemudian Pak Cerdik menjelaskan rencananya pada Pak Bodoh.
“ Bagaimana ? Sudah mengerti apa yang harus kamu lakukan? “
“ Ngerti sih Pak, tapi buat apa? “ Tanya Pak Bodoh tidakmengerti maksud rencana Pak Cerdik
“ Sudah tenang saja, kamu tinggal jalankan rencana yang kuberitahu, nanti selanjutnya biar aku bantu selesaiin. “ Jawab Pak Cerdik

Esok harinya, seperti biasa pagi – pagi Pak Bodoh pergi ke pasar, tapi kali ini dia tidak sendirian, ia menuntun seekor sapi. Sapi itu gemuk, dan sehat benar – benar sapi yang bagus. Pak Bodoh sengaja berjalan di depan Pak Culas, sepertik yang disuruh Pak Cerdik. Pak Culas berpikir, untuk apa Pak Bodoh membawa sapi ke pasar? Pasti untuk dijual, sapi itu sangat bagus, tubuhnya gemuk, bersih, dan terlihat sangat sehat, pasti dagingnya juga empuk. Pak Culas langsung memanggil Pak Bodoh,

“ Hai Bodoh, ngapain kamu bawa sapi ke pasar? “
“ Oh aku mau menjual sapiku. “ Jawab Pak Bodoh singkat sesuai dengan apa yang disuruh Pak Cerdik
Pak Culas berpikir sejenak, kemudian ia memanggil lagi
“ Berapa harga sapimu? “
“ 5 juta “
“ Wah Mahal banget, lihat mata sapi ini terlihat lesu pasti sapi ini kurang sehat, biasanya harga sapi yang tidak sehat paling hanya 4 juta saja, tapi berhubung kita teman saya berani beli dengan harga 4.5 juta deh . “ Pak Culas sengaja menjelek – jelekan, tapi dalam hati ia beranggapan paling gak harga sapi ini bisa mencapai 6 juta , minimal 5.5 juta
“ Ya Bolehlah kalau memang segitu harganya. “
“ Gitu donk, ini sebagai tanda jadi aku kasih 200 ribu dulu, aku tidak membawa uang sebanyak itu, nanti sore aku ke rumahmu untuk membayar sisanya, sekalian mengambil sapimu bagaimana? “

“ jadi 200 ribu ini sebagai tanda jadi untuk membeli sapiku?”
“ Iya, ingat jangan kau jual sapimu pada orang lain, nanti sore pasti aku dating ke rumahmu untuk membayar sisanya, dan mengambil sapimu. “ Jawab Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, dan ia segera pulang, Sementara itu Pak Culas memandang keberpegian Pak Bodoh dengan senyum kemenangan, kali ini ia berhasil lagi menipu Pak Bodoh , begitu pikirnya.

Sore harinya Pak Culas dating ke rumah Pak Bodoh, kebetulan Pak Bodoh baru saja pulang kerja, ia sedang duduk di teras rumahnya.
“ Selamat Sore, nah ini sisa uang yang aku janjikan, 4.3 juta, hitunglah. “ Kata Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, kemudian menghitungnya, ya jumlahnya tpat 4.3 juta.
“ Baiklah silakan bawa sapiku Pak Culas, itu sapiku sudah aku ikat di pohon . “ Kata Pak Bodoh menunjukkan seekor sapi yang kurus, kecil benar - benar berbeda dengan sapi yang dia bawa ke pasar tadi pagi
“ Hei Bodooh kamu jangan mengerjai saya ya? Mana sapi yang tadi pagi kamu bawa? Jelas ini bukan sapi itu , sapi ini jauh lebih kecil dan kurus. “ Kata Pak Culas dengan nada tinggi.
“ Sapiku ya itu Pak Culas, hanya itu sapiku, yang tadi pagi aku bawa kan sapi milik Pak Cerdik. “ Kata Pak Bodoh tenang, Pak Culas menjadi emosi
“ Bagaimana toh, kamu bilang itu sapimu? Saya gak mau tahu, kalau gitu kembalikan uang saya, saya batal membeli sapimu. “ Kata Pak Culas, ia tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli sapi kurus milik Pak Bodoh, sapi itu harganya paling hanya 3 juta

Kemudian Pak Cerdik yang dari tadi didalam rumah Pak Bodoh keluar, ia menunggu saat yang tepat untuk ikut campur.

“ Ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi tanda jadi, masa sekarang mau minta kembali uangnya? . “ Kata Pak Cerdik santai
“ Oh Pak Cerdik, ya jelas saja aku minta kembali uangku, Pak Bodoh ini telah menipuku dengan membawa sapimu ke pasar terus mengaku itu sapi miliknya. “
“ Benar begitu? “ Tanya Pak Cerdik pada Pak Bodoh
“ Aku tidak berkata sapi itu milikku kok, aku kan hanya bilang aku mau menjual sapiku, tapi tidak mengatakan kalau sapi yang aku bawa itu adalah sapi milikku. “
Begitu Pak Bodoh mengatakan demikian, Pak Culas baru sadar, memang Pak Bodoh tidak pernah mengatakan kalau sapi yang dia bawa itu miliknya, dan bodohnya dia tidak menanyakan dengan pasti karena tergiur keuntungan yang bisa dia dapat dari menipu Pak Bodoh. Ya semua ini sudah diatur Pak Cerdik, termasuk semua tindakan, dan perkataan Pak Bodoh untuk memberi pelajaran pada Pak Culas.

“ Ta,,,tapi kalau sapinya ini harga 4.5 juta sungguh keterlaluan, bagaimanapun aku batal membelinya. “ Kata Pak Culas tidak mau kalah
“ ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi uang tanda jadi pada Pak Bodoh, jadi pak Bodoh tidak menjual pada orang lain. “ Kata Pak Cerdik
“ Ya siapa si yang mau beli sapi kurus kering ini seharga 4.5 juta? Dihargai 3 juta saja sudah harus bersyukur. “

“ Ya begini saja, kamu boleh membatalkan pembelian ini, tapi uang tanda jadi itu dianggap hangus, karena kamu tidak jadi membeli, bagaimana? “ Tawar Pak Cerdik
“ Ya tidak bisa begitu, saya mau semua uang saya kembali. “ Tolak Pak Culas
“ Loh Pak Culas kan bukan orang baru di dunia dagang? Masa peraturan sederhana kalau uang tanda jadi bakal hangus kalau tidak jadi membeli barangnya saja Pak Culas tidak mau mengakuinya? Bagaimana nanti tanggapan semua orang nantinya? Ini bisa mempengaruhi usaha Pak Culas, mungkin tidak ada lagi yang akan percaya sama Pak Culas. “ Kata Pak Cerdik menakut - nakuti Pak Culas, Pak culas juga berpikir kalau benar kabar ini tersiar tentu namanya yang sudah jelek tambah jelek lagi, dan dimasa akan dating mungkin saja yang dikatakan Pak Cerdik menjadi kenyataan, akhirnya mau tidak amu dia menyetujui tawaran Pak Cerdik, dan pulang dengan menggerutu

“ Terima kasih Pak Cerdik, saya rasa uang ini tidak pantas untukku, lagian semua ini adalah hasil pemikiran Pak Cerdik. “ kata Pak Bodoh menyerahkan uang itu pada Pak Cerdik, tapi Pak Cerdik menolaknya. “Sudahlah terima saja, anggap saja itu bonus dari saya, dan ingat lain kali hati – hati kalau belanja, banyak penipu seerti Pak Culas, kalau tidak mengerti lebih baik tidak membeli, dan bertanya dulu sama orang lain atau padaku. “ nasehat Pak Cerdik
Pak Bodoh gembira, ia terkesan dengan kebaikan dan akal Pak Cerdik, kemarin ia kehilangan 10 ribu tapi sekarang ia mendapatkan 20 kali lipat sejumlah 200 ribu semua itu berkat Pak Cerdik.

Kisah Antara Pak Bodoh, Pak Culas dan Pak Cerdik

Sumber: Cerpenku
Read More

Thursday, June 16, 2016

Unknown

Ternyata Cuma Mimpi

Dar dar dar
Begitulah bunyi pintu kamar kami setiap pagi, menjelang subuh para pengurus asrama telah berada di depan pintu dengan wajah sangar mereka membuat kami yang masih berbaring langsung berdiri dan berlari menuju kamar mandi
“Hayya syur’ah” ujar ukhti aqila membuat aku lari terbirit-birit, dia adalah salah satu pengurus asrama yang sangat ditakuti dan disegani oleh para mahasantri dia adalah orang yang tegas dan berwibawa, meskipun ia tergolong orang yang galak tetap saja banyak yang menyayanginya termasuk aku, namun akhir-akhir ini aku merasa kecewa atas sikapnya yang terkesan pilih kasih, ya dia hanya dekat dengan orang-orang tertentu dan itu membuatku iri.

27 mei adalah hari ulang tahunku aku berharap salah satu dari pengurus memberi ucapan selamat kepadaku dan lagi-lagi aku harus menelan pahitnya pengharapan itu adalah hal yang mustahil bahkan jarang terjadi hingga dua hari kemudian aku semakin muak padanya ingin sekali aku ke luar dari asrama detik itu juga namun aku tertahan ya aku harus tinggal di sini demi beasiswa yang mewajibkan aku tinggal di asrama

“O my god, ini penyiksaan batin” bisikku

Untuk menghilangkan rasa kesalku, aku mengambil 3 hari jatah izinku untuk 6 bulan ini, ketika aku hendak melangkahkan kaki ke central dormitory tiba-tiba
“Dorrrr” bunyi balon seakan memecahkan telingaku terlihat ukhti aqila dan teman-temanku membawa kue ulang tahun untukku mereka bernyanyi ria mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku

“Selamat ulang tahun reka” kata ukhti aqila sembari menyodorkan kue ulang tahun itu kepadaku

“Tiup lilinnya” ukhti aqila tersenyum padaku, seketika rasa marah, benci dan muak itu hilang berubah menjadi rasa haru dan bahagia, kuraih kue itu dan aku bersiap meniup lilin ulang tahunku dan

Fyuuhhhhhhhh

Semua ruangan menjadi gelap dan terdengar suara fatimah memanggilku

“Re re bangun udah subuh, ntar digedor”

Uwahh ternyata aku mimpi.
Ternyata Cuma Mimpi

Sumber: Cerpenku
Read More
Unknown

Si Pemuja Setan

“Ibu, lihatlah Anna mendapat hadiah.”
Aku menatap ke arah anak ku yang kini tengah berdiri di hadapanku sambil membawa kotak berwarna merah.

Tangan ku terjulur ke arahnya, membawa tubuh mungilnya kedalam pangkuanku. Aku menatap hadiah yang ada di tangan Anna bingung, pasalnya kami baru saja pindah ke rumah ini, rasanya aneh kalau tiba-tiba ada yang memberi hadiah pada anak ku.

“Kamu mendapatkannya dari siapa Anna?” Tanyaku padanya. Anna tidak langsung menjawab pertanyaan ku, ia malah terlihat gelisah, terlihat dari caranya mengayun-ayunkan kakinya.

“Kakak itu bilang kalau aku tidak boleh memberi tahu siapa-siapa,” Jawabnya sambil menundukan kepala.

Kakak siapa yang dimaksudkan oleh Anna? Kenapa aku merasa tak enak hati, aku merasa takut akan terjadi sesuatu dengan anak ku. Aku memeluk Anna erat, tanpa sadar airmata telah membasahi pipiku.

“Anna, berjanjilah pada Ibu, kamu tidak akan meninggalkan Ibu,” Ucapku sambil terus memeluknya erat. Anna hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus berkata Ibu jangan menangis saat ia mendengar suara isakan yang kucoba tahan sebisa mungkin.

Keesokan harinya saat aku bangun tidur aku sudah tak mendapati Suami ku yang biasanya masih terlelap di sampingku. Aku beranjak bangun dan keluar dari kamar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Rumah ini terasa sangat sepi dan juga terasa mencekam, aku merasa seperti ada yang tengah memperhatikan gerak gerik ku. Sejujurnya aku sudah merasa tak nyaman sejak pertama kali melihat rumah ini, rumah ini seperti menyimpan banyak misteri, apalagi katanya rumah ini berhantu, aku tahu tentang itu dari orang di sekitar sini saat aku tengah membeli bahan pangan kemarin sore.

Langkah ku terhenti saat mendengar suara tawa di kamar anak ku, aku lantas mendekat ke arah kamar itu dan mendekatkan telinga ke pintu, mencoba mencuri dengar suara apa itu sebenarnya.

“Hahah … kakak curang, ugh hentikan kak, hahah … geli,”

Kening ku berkerut bingung. Anna sedang bercanda dengan siapa?

Tangan ku terjulur hendak membuka pintu, namun…

Grep!

“Kenapa kau ada di sini sayangku?” Tanya sebuah suara sambil memeluk ku dari belakang. Aku kenal suara ini, ini adalah suara Suamiku. Membalikan badan, aku lantas menemukan wajah tampan suamiku yang tengah menyunggingkan senyum menawan.

“Aku hanya penasaran, Anna sedang bercanda dengan siapa?”

Aku melihatnya mengernyitkan kening, lalu ia pun melepas pelukannya dariku. Tangannya terjulur ke arah gagang pintu kamar Anna lalu membukanya. Suara derit yang terdengar saat pintu itu terbuka membuat suasana menjadi terasa mencekam. Jantungku sudah berdetak kencang. Menanti apa yang akan aku temukan di dalam kamar Anna.

Pintu terbuka sepenuhnya. Kami melangkah masuk ke dalamnya. Di atas kasur aku melihat Anna yang masih tertidur. Ini tidak mungkin. Jelas-jelas kalau tadi aku mendengar suara Anna yang tengah tertawa entah dengan siapa. Aku mendekat ke arah Anna, mengguncang tubuhnya pelan agar ia terbangun. Posisi tidurnya yang membelakangi ku membuatku tak bisa melihat wajahnya.

Aku terus mencoba membangunkannya tapi Anna tak juga bangun, tidak seperti biasanya. Padahal biasanya ia akan sangat mudah untuk dibangunkan. Aku mulai khawatir. Aku pun membalikan tubuhnya kearahku dan betapa kagetnya aku saat melihat wajah Anna dipenuhi luka sayatan. Darah menetes-netes dari luka sayatan itu. Aku memandangi luka itu dengan pandangan ngeri.

“ANNA!”

Aku berteriak kencang memanggil nama Anna sambil terus mengguncang tubuhnya yang mulai mendingin. Anna ku meninggal!

Aku menagis sejadi-jadinya. Mengabaikan suara suamiku yang entah mengatakan apa. Aku tak mau tahu! Anna ku, dia anak ku … dia harta berhargaku! Mengapa tuhan begitu kejam dengan mengambil Anna dariku!

Tanganku terjulur untuk menghapus darah yang terus menetes dari luka Anna. Pelan, sangat pelan. Aku takut Anna akan merasakan sakit jika aku menghapus darah itu dengan kasar. Padahal aku tahu, Anna ku sudah tak bernyawa lagi!

“Hahah … kenapa kau menangis istriku?”

Aku tercengang saat mendengar suara suamiku. Aku membalikan badan ke arahnya. Aku terkejut saat melihatnya tengah berdiri sambil memegang pisau daging. Matanya berkilat penuh bahaya. Senyumnya membuatku bergidik ngeri. Entah sejak kapan ia berganti baju dengan baju hitam terusan yang ada penutup kepalanya. Ia terlihat menyeramkan dengan dandanan seperti itu. Ia sudah mirip seperti pemuja setan.

“Ada apa dengan mu?” Tanyaku padanya.

Suamiku diam saja tak menjawab pertanyaan ku. Saat aku akan melangkah mendekatinya kedua kakiku tak bisa ku gerakan seakan ada yang menariknya dari bawah agar aku tak bisa pergi kemana-mana.

Aku menundukan kepala, melihat ke arah kedua kakiku saat aku merasakan nyeri di bawah sana. Aku menjerit saat melihat ada dua pasang tangan yang muncul dari lantai. Kedua pasang tangan itu memegang pisau kecil yang terlihat sangat tajam dan tangan-tangan itu terus menggores sepasang kaki ku.

Aku menangis semakin kencang saat ku rasakan pisau-pisau tajam itu tertancap di kaki ku, setelah menancapkan pisau tajam itu dua pasang tangan tadi langsung menghilang. Aku menjerit, melolong, meminta tolong pada suamiku, tapi bukannya menolong ia malah tertawa seakan apa yang tengah di saksikannya ini merupakan acara lawak yang sering di tontonnya.

“Siapa kau? Suamiku tidak akan berlaku kejam seperti ini,” Tanyaku padanya sambil melemparkan tatapan penuh benci padanya. Ia hanya tertawa dan terus tertawa. Suara tawanya semakin kencang dan membuat kedua telingaku berdenging. Saat aku menutup kedua telingaku dengan tangan, aku merasakan ada cairan yang keluar dari telingaku dan saat aku melihatnya ternyata itu adalah darah.

Aku harus pergi! Tapi kemana? Tidak mungkin jika lewat pintu. Aku harus melewati makhluk yang mirip dengan suamiku itu terlebih dahulu untuk bisa keluar. Tapi itu tak mungkin! Naman itu kan jalan satu-satunya untuk aku bisa terbebas dari makhluk itu. Oh tuhan, aku harus bagaimana?

Lagipula aku tak mungkin meninggalkan Anna. Jika aku keluar maka Anna pun harus ikut keluar bersama ku.

Aku menatap tepat pada kedua bola mata makhluk itu lalu berjalan mendekatinya. Aku tahu ini tindakan gila, secara tidak langsung aku telah menyerahlan diri untuk dibunuh olehnya. Tapi aku tak tahu harus apa, aku pasrah jika memang makhluk itu ingin membunuh ku. Aku melangkah dengan tertatih karena luka di kakiku terasa begitu menyakitkan setiap kali aku mencoba untuk menggerakannya. Makhluk itu menyeringai melihatku melangkah samakin dekat dengannya.

Saat aku sudah berdiri tepat tiga langkah darinya aku langsung berhenti melangkah. Senyum menyeramkan itu masih tertoreh di kedua belah bibirnya. Lalu dengan penuh keberanian aku mengatakan.
“Bunuhlah aku”

Seringaian di bibirnya semakin melebar saat mendengar perkataan ku. Sekilas aku melihat matanya berubah menjadi warna merah darah.

“Kau sangat berani istriku. Oleh karena itu aku akan memberikan kotak merah ini untuk mu. Kau senang bukan?”

Aku terkejut saat melihat kotak merah itu. Itu merupakan kotak merah yang pernah diperlihatkan oleh Anna padaku.

“Itu … kotak itu, kau dapat darimana?” Tanyaku sambil menunjuk ke arah kotak merah yang tengah di pegangnya. Oh tunggu. Bukankah tangan kanannya tadi memegang pisau daging? Kenapa sekarang ia malah memegang kotak merah itu?

Ia mengabaikan pertanyaan ku dan malah menyodorkan kotak merah itu padaku. Aku mengambilnya dengan tangan yang gemetaran. Ku buka kotak itu perlahan dan …

BUM

Semuanya berubah menjadi gelap. Aku tak bisa melihat apapun.

“ARGGHH”

Aku menjerit kencang saat merasakan rasa perih di pipiku. Aku tak bisa melihat apapun, yang bisa kulihat hanyalah warna hitam, semuanya gelap.

Kembali kurasakan rasa perih di kening ku, sampai sesuatu yang dingin menyentuh permukaan leher ku. Napas ku sudah tak beraturan, air mata terus berjatuhan. Aku tak tahu apa kesalahan ku. Sampai sebuah ingatan terlintas di pikiranku. Saat ada seseorang yang mengatakan kalau suamiku adalah pemuja setan dan suatu hari nanti aku akan menjadi korbannya. Aku yang mendengar itu tentu saja tidak percaya karena yang aku tahu suamiku terlalu baik untuk menjadi seorang pemuja setan, tapi sepertinya itu benar dan inilah bukti kalau suamiku memanglah pemuja setan. Mungkin dia jugalah yang telah membunuh Anna. Membunuh Anna dengan kekuatan setannya.

Benda dingin yang aku yakini adalah pisau daging itu semakin menekan leherku, aku pun bisa merasakan nyeri yang luar biasa karenanya. Mungkin leherku sudah berdarah sekarang.

“Kau tahu istriku? Rumah ini adalah tempat aku melakukan ritual pemujaan. Seharusnya kau percaya pada orang bodoh yang memberi tahumu waktu itu, tapi karena kau lebih bodoh dari orang bodoh itu, jadi wajar saja jika kau tetap percaya padaku”

“…”

“Sekarang kau akan menjadi korban ku yang berikutnya, hahahah”

“…”

“Kenapa kau diam saja istriku? Ups aku lupa. Kepala mu saja sudah terpisah, bagaimana kau bisa membalas perkataan ku coba? Hahahah”

“…”

“Selamat tinggal istriku!”

Si Pemuja Setan


Sumber: Cerpenku
Read More

Sunday, April 3, 2016

Unknown

Cerita Cinta yang Indah Tentang Masa Lalu

Masa Lalu yang kali ini disadur sari sebuah kisah nyata pada pertengahan tahun 2005 lampau, kisah-kisah romantis yang seakan menjadi kenangan yang takkan terlupakan sepanjang masa menjadi satu Romansa di tengah lamunan saat ini. Cerita Cinta Paling Romantis pun seakan menjadi sebuah media penghayatan tanpa batas bagi kita. Simaklah sebuah kisah atau cerita cinta tentang masa lalu yang lebih indah dari kata kata dibawah ini.


Cerita Cinta Paling Romantis Banget
Cerita Cinta Romantis
Jam tangan ku nunjuk ke angka 13.00, sudah seharian dari jam 10 tadi aku nongkrong di depan komputer yg ada di perpus kampus,yah itung2 ngelepas penat, browsing nyari hiburan lah, apalagi minggu depan uda ujian akhir semester lg, wuih stress deh, maklum anak kesehatan,hrs pinter2 nyari hiburan biar fresh lg, tp emank gak kerasa deh tau tau setaun kuliah bakal berlalu.

Aku baru kuliah tingkat 1, di sebuah STIKES di kota gudeg, yah aslinya sih aku uda tingkat 2, tapi krn ada sesuatu hal aku ngulang lagi kuliah dari awal, di jurusan yg sama pula. tapi biarlah, mungkin emank jalan hidup ku ini harus begitu, tapi aku malah bersyukur bgt, dgn aku ngulang kuliah aku jadi punya cerita indah dalam hidupku.

Cerita Indah itu diawali ketika aku mau pindah kuliah ke jogja. uda setaun aku kuliah di bdg, bosen bgt, aku gak suka di sana, atau mungkin krn aku mank rindu jogja ya, jadinya bawaannya aku pengen balik mulu ke sana, kata orang yg pernah tinggal di jogja, sekali pergi dari jogja, suatu saat pasti pengen balik lagi deh, ktanya NGANGENIN.. emank bener sih, aku uda 5 taun skolah di jogja, dari SMP, eh pas mau kuliah malah gak dapet di jogja, sedih bgt waktu itu. pas kuliah di bdg aku gak sreg, tapi gimana lg, musti nurut ama ortu kan.. untungnya ada problem, pas aku minta pindah ama ortu di bolehin. alternatif pertama pindah lagi ke jogja, tapi aku sempet pesimis, jgn2 aku gak ketrima lagi disana, maklum disana saingan beratz.. walhasil, JKT jadi alternatif laen, alamak mana tahan aku kuliah disana, sumpek, macet mulu lagi, ah enggak deh, walaupun aku lahir disana,tinggal disana ampe 1 SMP tapi aku gak pengen bgt balik kesana lagi, sudah cukup deh, makasih…

Tapi akhirnya, alhamdulillah…aku keterima di jogja, di jurusan favorit kampus bonavid..hehe..
tapi, aku di hadapin satu masalah lagi, ortu kuatir aku disana sendirian, apalagi aku anak cewek, sendirian disana, gak yang ngawasin, pergaulan makin error, ortu kuatir bgt aku bakal terpengaruh, so aku ditawarin ortu kul sambil merit, what? merit? yah, gitulah.. tiba2 aku ditawarin ortu nikah aja daripada mereka kuatir mikirin. tapi ama siapa?? mereka uda punya pandangan siapa cowok yang bakal di comblangin ke aku.. yah dialah ”my FIRST LOVE”..
aku dari keluarga yang lumayan terpandang, ayahku sudah pensiun, tapi karena mereka rajin nabung, di hari tua mereka punya kehidupan yg bahagia, materi tercukupi krn ortu ku punya usaha kos2an N punya tanah dimana2, jadi klo ada apa2 tinggal dijual slah satunya.

Balik lagi soal pen comblangan, cowok itu adlah adek tingkat mas ku, satu kampus sama KK ku, sering maen kerumah,jadinya dia udah akrab bgt ama ortu ku, khususnya ibuku. dia orangnya sopan, gampang deket ama ortu walopun penampilannya cuex ,rambut gondrong, gaya nyeleneh, tapi ya itu dia anaknya sopan bgt N ramah N tampangnya juga boleh, idungnya mancung, maniez N nyenengin deh.. tapi sayang aku gak begitu akrab, tapi aku sempet punya rasa simpatik, coz dia agamanya bagus, alim tapi metal..asik kan…

Akhirnya rapat keluarga dilaksanankan, terpilihlah dia sebagai calon suamiku, wah gila deh, akhirnya aku musti nyiapin diri buat merit sebelum kegiatan perkuliahanku di jogja dimulai..
dia dari keluarga yang sederhana, belum kerja krn masih nyusun skripsi, untungnya ortu ku gak masalah soal itu, mrk bukan ortu yg kolot N matre, mereka ngerti klo hidup lebih berarti klo dirintis dari bawah dulu, jadi materi bukanlah hal yang menentukan, yang penting kita sama2 suka, ortu yakin klo dia bisa bahagiain aku suatu saat nanti, ternyata ortu ku emank bijaksana, aku bangga sama mereka..
akhirnya semua persiapan sudah beres, tinggal nunggu hari ”H” aja. tapi nanti setelah aku selesai ospek. 3 hari setelah ospek, hari minggu aku akad nikah…wah serasa mimpi, akhirnya aku sah jadi istrinya.

7 bulan berlalu sudah, kuliahku lancar, nilaiku memuaskan karena aku kul di kesehatan, jadi hal itu hal yang membanggakan, maklumlah susah…
suamiku sudah diwisuda, waktunya memikirkan kehidupan selanjutnya. suamiku adlah orang yg pintar bisnis, hanya saja karena belum ada modal, dia mutusin untuk nyari kerja dulu, sambil menabung buat modal bisnis. gak sampai 1 bulan menganggur di mendapat panggilan kerja dari beberapa perusahaan, akhirnya 2 keputusan harus dipilih, ke JEPANG atau ke MANADO, wah semunya harus pisah denganku. dia akhirnya milih ke manado, krn klo ke JPG 2 tahun penuh kita gak bisa ketemu. mana tahan dia harus pisah dari aku selama itu, aku kan ngangenin, hehe… dia juga gitu.

Akhirnya berangkatlah suamiku ke manado, sekarang ini sudah 2 bulan dia disana, sedangkan aku di jogja kembali sendirian, tapi gak pa2 karena aku gak akan nyesal akan jalan hidupku seperti ini, hidup memang penuh dengan perjuangan, walaupun harus pisah, kita masih selalu komunikasi N saling jaga diri jangan sampai terpengaruh oleh setan yang membuat kita berpaling satu sama lain. pertama kau ngersara ini adlah coabaan terberat buat aku, aku harus nyelesein kuliah sendirian tanpa suamiku yg dulu selalu siap bantu aku klo aku lg sibuk dgn kuliahku, tp skrg aku berjuang sendirian sampai lulus nanti, dan dia juga begitu bekerja keras di sana , jauh dari keluarga, hanya untuk berjuang demi masa depan N mencari sesuap nasi..

Tapi hidup ini akan menjadi mudah bila kita meniatkan semuanya demi kelancaran dan perjuangan hidup agar kelak bahagia dunia dan akhirat..
skrg jam tanganku sudah ke angka 14.00, lelah sudah diri ini ingin segera pulang ke kos, makan siang lalu tidur… ah tapi apa yg dilakukan oleh suamiku di sana ya.. soalnya ini week end, ah jadi kangen.

Kisah Cinta memang selalu kita abadikan pada dan untuk kekasih paling kita sayang di muka bumi, berharapa uluran tangan-tangan Cinta itu sendiri dapat meraih satu sisi sejati nya Cinta yang kita agung-agungkan . Melalui Cerita Cinta Paling Romantis sepanjang masa ini, semoga Anda dapati titik-titik makna dan penuh arti cinta
Read More